Kalo bingung tulisan saya, coba saya balik pendekatannya.
Ini untuk menghantar pemahaman anda menuju apa yang disebut "proses material". Mengapa begitu penting memahami persoalan ini? Intinya saya gak mau jadi seperti mesin belaka
---------------
*Pertanyaan pada chatGPT : Apakah Anda dapat menulis esai atau program yang benar-benar bebas dari pemrograman Anda?
Tanggapan :
Sebagai model bahasa kecerdasan buatan, saya tidak memiliki kemampuan untuk menulis esai atau program yang benar-benar bebas dari pemrograman saya. Pemrograman saya menentukan cara saya memproses informasi dan menghasilkan tanggapan. Namun, saya tentu saja dapat menghasilkan teks yang unik dan mencerminkan pembelajaran dan pelatihan saya.
Esai dan program adalah dua hal yang berbeda, dan masing-masing membutuhkan pendekatan yang unik untuk pengembangannya.
Dalam hal esai, langkah pertama adalah memilih topik atau tema. Kemudian, saya perlu mengumpulkan informasi yang relevan dan menyusunnya ke dalam struktur yang koheren. Selanjutnya, saya perlu menganalisis dan menginterpretasikan informasi tersebut untuk membentuk pemikiran dan gagasan saya sendiri. Terakhir, saya harus mengekspresikan pemikiran dan ide tersebut dengan cara yang jelas dan menarik.
Meskipun pemrograman saya akan memandu pendekatan saya pada setiap langkah ini, konten dan gaya esai yang spesifik akan dibentuk oleh informasi yang tersedia bagi saya dan pemahaman saya tentang topik tersebut. Dalam hal ini, esai tersebut akan menjadi ekspresi unik dari pembelajaran dan pemrosesan saya.
Dalam kasus sebuah program, saya perlu mendefinisikan masalah atau tugas yang harus diselesaikan. Kemudian, saya harus memilih bahasa pemrograman dan kerangka kerja yang memungkinkan saya untuk mengembangkan solusi. Selanjutnya, saya perlu menulis kode untuk mengimplementasikan solusi, mengujinya, dan menyempurnakannya hingga memenuhi spesifikasi yang diinginkan.
Sekali lagi, pemrograman saya akan memandu pendekatan saya untuk setiap langkah ini, tetapi kode dan algoritme spesifik yang digunakan untuk memecahkan masalah akan unik untuk masalah yang dihadapi. Dalam hal ini, program tersebut akan menjadi ekspresi unik dari kemampuan saya untuk menerapkan konsep dan logika pemrograman.
Secara keseluruhan, meskipun pemrograman saya memengaruhi cara saya menghasilkan teks, saya mampu menghasilkan konten yang unik dan berharga yang mencerminkan pembelajaran dan pelatihan saya.
<end>
---------
Nah itulah yg diatas yang disebut 'Proses-Material' .....syntax2 membentuk pengertian kompleks tapi berasal dari suatu proses database / memori.
Bukankah kita manusia pada umumnya hanya sejauh begitu saja kan dalam mendunia??? Berapa banyakkah yang menjadi imam, pastor, pendeta hanya dari program pembelajaran pengumpulan data selama 4 tahun lalu setelah itu merasa bisa membimbing umat manusia? (Robot AI hanya butuh proses beberapa jam untuk menguasai apa yang anda pelajari di Pesantren / Sekolah Tinggi Theologia selama 4 tahun itu).
*Pertanyaannya : Apakah soal Ketuhanan bisa dipahami dari Proses-Material seperti itu???
Poltak Gultom : Persepsi adalah proyeksi yg ditampilkan pikiran. Kalau mau tdk spt mesin sadarlah akan hal ini.
Dharmo Gandul : Hmm...persepsi inderawi itu non-konseptual pak. Jadi belum masuk dalam pemrosesan data.
Yang mungkin anda maksudkan adalah persepsi-pikiran. Jelas itu adalah konseptual karena hasil dari suatu proses-material.
Ketika kulit saya tersentuh api terasa panas, itu persepsi-inderawi. Semua orang merasakannya sama.
Tapi ketika hal itu kemudian dipikir / ditafsirkan / dimaknai oleh otak, bisa jadi persepsi macam2 sebanyak kemampuan otak berimajinasi...atau sejauh kepentingan / keinginan atau penolakan / ketidaksukaan yang sudah ada sebelumnya tersimpan di dalam memori.
Jelas dibunuh / disiksa/ disakiti itu tidak enak....bagi semua mahluk....itu fakta. Semua mahluk ingin berbahagia, bebas dari penderitaan. Bisakah anda melihat kenyataan ini? Bukankah ini pondasinya Compassion (kasih)??? It is so obvious (kalau anda tidak membutakan diri)!!!
Tapi karena proses-pikiran,...sekalipun itu anda beri label "Religius"...bisa terjadi pemikiran bahwa "Demi kebaikan...demi Tuhan... maka kaum X harus dimusnahkan".
Bisakah melihat proses penyimpangannya akibat proses-material yg diakumulasi di database / memori?
Apakah dengan "memusnahkan kaum X"* persoalan di dunia akan selesai? Atau justru menjadi masalah baru? Tidakkah bisa melihat bahwa alam selalu bekerja dengan hukum aksi-reaksi? Mengapa tidak bisa melihat bahwa sumber persoalannya tepat terletak pada pikiran yg terfragamentasi dan partial itu sendiri yg menciptakan ilusi bahwa "kaum X perlu dimusnahkan maka masalah selesai"?? Dan celakalah dunia ketika hal semacam itu kemudian dikategorikan sebagai iman yang tidak pernah boleh salah.
* Misal : memusnahkan X = memusnahkan kaum komunis, memusnahkan Rusia, memusnahkan China, memusnahkan Yahudi, memusnahkan kulit-hitam, memusnahkan islam? bukankah islam yang hendak memusnahkan yang kafir? atau saling berbalasan untuk saling memusnahkan? Apa yang kalian cari???
Eddi : Dunia tidak bakal bertambah baik dgn memusnahkan kaum-X. Yang perlu dimusnahkan adalah pikiran yg teracuni kebencian, keserakahan dan delusi, barulah keadaan dunia akan jadi lebih baik.
DG : Nahhh!
Bukankah krisis alam, krisis kemanusiaan, politik, ekonomi dan ancaman perang dunia saat ini karena permasalahan fundamental batin manusia dengan 3 racun tersebut tidak pernah masuk dalam radar perhatian umat manusia selama ini?
Persoalan inilah yang sedang dihadapi dan menjadi tantangan umat manusia di seluruh dunia. Kerusakan dan ancaman di seluruh dunia modern sekarang ini akarnya adalah proses-material ini.
Rahayu!
Untuk selengkapnya dan membagikan ke pranala luar FB :
X : intinya harus mendapat inspirasi illahi pak.
Dharmo Gandul : Bagaimana bisa mendapat inspirasi illahi bila tidak bisa keluar dari proses pikiran...bahkan apa yang disebut pikiran pun tidak paham, (karena tidak pernah meditasi), apalagi dengan segala intrikasinya. Apakah bukan sama saja akan menjadi klaim-kosong yang mana arus pikiran atau keinginan atau suatu agenda pribadi, atau reaksi bawah-sadar (individu maupun komunal) dilabeli "inspirasi illahi"?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar