Saya sendiri yang baru keluar dari perusahaan dengan mimpi indah jadi pengusaha, langsung kena hawa panasnya. Modal usaha langsung hilang. Barang yang rencana mau dibeli orang, batal karena orangnya bangkrut akibat dollar bengkak.
Luntang lantunglah hidup. Marah gak jelas. Mau nyalahin siapa ? Cuman bisa nangis sesenggukan dipojokan, berasa dunia ini kejam. Mau kasih makan apa anak istri ? Dan itu kulalui beberapa lama, menyalahkan banyak hal.
Tapi apa yang dilakukan beberapa teman malah membuatku sadar.
Mereka korban PHK massal. Sama bingungnya, mau ngapain. Sampai ada yang bilang, "Jual makanan aja. Separah2nya ekonomi, orang masih butuh makan.."
Lalu dia pun jual gorengan di perempatan jalan. Bayangkan, gorengan. Dasi dia buang. "Gak penting, yang penting ada yang dibawa pulang ke rumah.." katanya. Gengsinya udah habis, kalah dengan kebutuhan perut.
Beberapa tahun kemudian, kami bertemu lagi. Dia sudah sukses kayaknya. Punya beberapa outlet makanan. Dan kerjaannya cuman nongkrong di warkop, sambil berfikir, "Gua mau buka outlet dimana lagi, ya ?"
Dan disaat itu candaannya mulai keluar, "Kalau gua gak di PHK, mungkin selamanya gua jadi manajer dgn gaji segitu2 aja. Kerja jam 8 pulang malam. Belum resiko dipecat. Sekarang gua punya usaha sendiri. Terimakasih, resesi.." Dan biasanya dia langsung ketawa terbahak.
Dalam situasi tertekan, ada tipikal orang yang pasrah dan menyerah dan ada yang tipikal bertarung. Kesulitan membuka jati diri seseorang, siapa dia sebenarnya. Pada saat itu, orang dipaksa kreatif kalau tidak mati kelaparan. Dan akhirnya tanpa sadar, keluarlah kemampuan dirinya sebenarnya.
Virus Corona ini membuka gelombang resesi ekonomi kedua. Mulai tampak PHK massal dimana-mana. Dunia sedang hancur, dan mencoba bertahan dari puing-puing kerusakan.
Dan kelak, sekian tahun lagi, saya akan melihat banyak orang seperti temanku.
Mereka yang berhasil keluar sebagai pemenang dan berterimakasih pada kesulitan yang sekarang dia dapatkan.
Mungkin itu kamu. Mungkin kalian..
Karena itu, jangan panik. Duduklah dulu dengan tenang, jernihkan pikiran.
Secangkir kopi adalah teman sejati saat ia dibutuhkan..
Seruput..
Denny Siregar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar