Sabtu, 27 Mei 2023

Milih Pulih dari Masalah dan Emosional

 Milih Pulih dari Masalah dan Emosional

Judul Buku : Memilih Pulih
Penulis : Selvia Lim
ISBN : 978623180002
Penerbit : PT Bentang Pustaka
Tahun Terbit : Januari 2023
Jumlah halaman : 176 halaman

   

Buku ini merupakan kisah perjalanan hidup Selvia Lim yang mengalami kegagalan dalam karir dan kehidupannya. Selvia bercerita bagaimana dia merasa kehilangan arah, kehilangan semangat hidup, dan bahkan merasa ingin bunuh diri. Namun, melalui perjuangan dan refleksi diri, Selvia akhirnya mampu bangkit dan menemukan arti kehidupan yang sebenarnya.

Melalui buku ini, Selvia ingin berbagi pengalaman dan pelajaran berharga kepada pembaca. Buku ini juga diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi mereka yang sedang mengalami masa-masa sulit dalam hidup.



   
Buku "Memilih Pulih" karya Selvia Lim membahas mengenai bagaimana seseorang dapat pulih dari situasi sulit, terutama saat menghadapi masalah mental dan emosional yang seringkali terabaikan atau diabaikan oleh masyarakat. Dalam buku ini, Selvia Lim memberikan berbagai panduan dan tips yang dapat membantu seseorang dalam proses pulih dari masalah mental dan emosional.

Pertama-tama, buku "Memilih Pulih" membahas tentang signifikansi mengenal diri dan persoalannya, Selvia Lim menegaskan keutamaan memahami diri sendiri secara jujur dan objektif, tanpa mengesampingkan kelemahan dan kekurangan yang ada. Ini sangat penting agar individu bisa mengidentifikasi masalah yang sedang dihadapi dan menemukan solusinya.

Di samping itu, Selvia Lim pun membincangkan mengenai kepentingan memelihara kesehatan jasmani dan rohani dalam proses penyembuhan. Beliau menekankan bahawa kesehatan jasmani dan rohani saling berkait rapat dan kedua-duanya perlu dijaga secara seimbang supaya seseorang dapat pulih dengan sempurna. Ini melibatkan aspek seperti pemakanan sihat, senaman yang teratur, tidur yang mencukupi, dan mengelakkan tabiat buruk seperti merokok dan meminum alkohol.

Buku "Memilih Pulih" Juga membahas tentang pentingnya membangun hubungan yang baik dengan orang lain. Selvia Lim menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan hubungan yang baik dapat memberikan dukungan dan kekuatan dalam situasi sulit. Ia juga berbagi tips menjalin hubungan yang sehat, seperti mendengarkan, berbicara jujur dan menghargai perbedaan.

Selain itu, buku "Memilih Pulih" juga membahas mengenai pentingnya menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung. Selvia Lim menekankan bahwa lingkungan yang baik dapat membantu seseorang dalam proses pulih, seperti menciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman di rumah, atau bergabung dengan kelompok yang memiliki minat yang sama.

Selvia Lim juga membahas mengenai pentingnya berkomitmen pada proses pulih. Ia menekankan bahwa pulih dari masalah mental dan emosional bukanlah proses yang mudah, dan membutuhkan waktu dan usaha yang banyak. Oleh karena itu, seseorang harus berkomitmen pada proses tersebut dengan sungguh-sungguh, dan tidak mudah menyerah saat menghadapi rintangan dan tantangan.

Terakhir, buku "Memilih Pulih" juga membahas tentang pentingnya memiliki dukungan dari orang-orang terdekat. Penulis menjelaskan bahwa memiliki dukungan dari orang-orang terdekat dapat membantu seseorang untuk memilih untuk pulih dari berbagai masalah. Penulis menyarankan untuk mencari dukungan dari keluarga, teman, atau bahkan terapis jika diperlukan.

Secara keseluruhan, buku "Memilih Pulih" karya Selvia Lim membahas tentang berbagai aspek yang dapat membantu seseorang untuk memilih untuk pulih dari berbagai masalah dalam hidup. Dari bagaimana mengelola pikiran, emosi, hingga memiliki tujuan hidup dan dukungan dari orang-orang terdekat.

Kelebihan dari buku ini :

1.     Inspiratif dan Motivatif: Buku ini dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi anda yang sedang mengalami masa-masa sulit dalam hidup. Melalui kisah perjalanan hidup Selvia Lim, anda dapat belajar bagaimana menghadapi kegagalan, menemukan arti hidup yang sebenarnya, dan membangun kembali diri.

2.     Mudah Dipahami: Bahasa yang digunakan dalam buku ini cukup sederhana sehingga anda mudah memahami.

3.     Membahas Topik yang Penting: Topik yang dibahas dalam buku ini sangat penting untuk dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama bagi mereka yang sedang mengalami masa-masa sulit dalam hidup.

Kekurang dari buku ini :

1.     Terlalu Personal: Buku ini sangat personal dan lebih menitikberatkan pada kisah hidup Selvia Lim. Hal ini mungkin dapat membuat anda kurang merasa terhubung dengan buku jika tidak memiliki pengalaman yang sama dengan penulis.

2.     Kurang Mendalam: Meskipun buku ini mengandung banyak pelajaran berharga, namun terkadang penjelasannya terlalu singkat dan kurang mendalam. Hal ini mungkin membuat anda kurang puas dengan jawaban atau solusi yang diberikan dalam buku.

3.     Terlalu Optimis: Buku ini terlalu optimis dan cenderung memandang bahwa segala sesuatu dapat diatasi dan dicapai dengan mudah. Hal ini mungkin dapat membuat anda merasa kurang nyaman jika menghadapi situasi yang lebih kompleks atau sulit.


Oleh Gea Novan Nugroho Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang



BACA JUGA :

 

 

Cara Agar Atasan Tidak Pilih Kasih?

 Mungkin, perilaku atasan yang pilih kasih akan menguntungkan bagi pegawai yang diistimewakannya. Tetapi sikap seperti ini akan merugikan mereka yang tidak dalam daftar favorit si atasan.
Saya punya beberapa cara yang mungkin bisa membantu kalian atau kita yang mengalami hal yang tidak mengenakkan ini.
1. Cara pertama untuk menghadapi bos yang pilih kasih adalah untuk bersikap netral.
Mengapa demikian? Menurut Themuse, atasan yang suka mengistimewakan pegawai cenderung memiliki etika kerja yang buruk.
2. Tingkatkan kemampuan. Cara satu ini perlu kamu lakukan agar dapat terus bersaing dengan sehat bersama pegawai yang diistimewakan atasan.
Bila berhasil, mungkin ia akan sadar mengenai kehalian yang kamu miliki, dan kelak merasa bahwa selama ini kamu kurang ia hargai.
3. Salah satu cara untuk menghadapi atasan yang pilih kasih adalah untuk memperbaiki citramu di kantor.
Mungkin, selama ini kamu telah membuat kesalahan sehingga atasan tidak lagi menghiraukan pendapat dan pencapaianmu.
4. Tidak jarang, supervisor pilih kasih tidak akan acuh pada kinerja pegawai yang bukan favoritnya.
Maka, cobalah untuk secara langsung meminta feedback darinya. Atau, bila merasa yakin, kamu bisa menegur atasan mengenai perilakunya yang menyebalkan.
Terkadang, kamu akan memiliki atasan dengan sikap yang sangat menyebalkan. Akan tetapi, yang perlu kamu ingat adalah untuk tetap bersikap profesional.




BACA JUGA :

 

 

PENDIDIKAN BUKAN HANYA ALAT UNTUK MEMPERKAYA DIRI

 Melihat fenomena saat ini di jejaring sosial media terlalu banyak distraksi yang diluar kendali diri kita dalam mencapai suatu pencapaian atau tujuan orang lain dengan memiliki pekerjaan yang mampu memberikan gaji sampai 2-3 digit tiap bulannya. Terbukti dari sebuah video yang beredar di sosial media, dalam konten tersebut seseorang terlihat mewawancarai beberapa orang “bekerja dimana? lulusan mana? penghasilan berapa? kerja sebagai apa?” Sehingga banyak komentar dari netizen baik positif maupun negatif, ada yang insecure gara gara tidak memiliki gaji yang tinggi, ada juga yang ingin mengambil jurusan tertentu supaya bisa mendapatkan gaji yang ia harapkan, dan akhirnya itu menjadi sesuatu yang berada diluar kendali kita ‘oh, ternyata pendidikan bisa menjadi kaya raya yaa.’ Lalu bagaimana dengan nasib mahasiswa yang mengambil jurusan yang output nya sebagai guru honorer? Apa bisa?

       Atau masih ingatkah anda dengan isi cuitan instastory yang viral di media sosial dari seorang mahasiswa freshgraduate dari lulusan kampus ternama di Indonesia yang menolak sebuah pekerjaan karena merasa keberatan dengan tawaran gaji sebesar 8juta. Dan banyak komentar dari netizen dengan membandingkan gaji pertama mereka, ada yang menyayangkan karena menolak gaji sebesar 8juta, lalu ada yang memberikan komentar yang julid karena sok-sokan. Dan banyak sekali komentar dari netizen yang subjektif.

       Dan saya sadari dari kasus tersebut, bahwa adanya mindset yang terbangun mengenai pendidikan yang dilihat dari besarnya gaji yang diterima. Mungkin semakin besar gaji maka semakin tidak sia sia pendidikan yang telah ditempuh. Atau mungkin jika harga dari pendidikan yang telah ditempuh tidak sesuai dengan persepsi di kalangan masyarakat, apakah akan muncul sikap sinisme berupa sia sia nya waktu yang telah digunakan untuk mengeyam pendidikan karena gaji tak sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan?
       Jika paradigma dan persepsi yang dibangun oleh masyarakat  adalah demikian, maka masyarakat akan berlomba lomba memasuki sekolah atau perguruan tinggi bergengsi, demi mendapatkan lembar ijazah dan gelar lalu bekerja dengan standar prestige yang tinggi tanpa rasa peduli dan empati terhadap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Dan sepertinya ini menjadi sesuatu hal yang wajar. Akhirnya orientasi dari pendidikan masa kini, hanya berfokus pada lulus dari perguruan tinggi bergengsi, lalu mendapatkan pekerjaan yang bergengsi juga. Padahal jika ditinjau lebih jauh lagi mengenai tujuan dibangun dan diperjuangkannya pendidikan kala itu bukanlah sebatas memenuhi sandang, pangan dan papan secara pribadi.



       Sehingga saya membuat artikel ini sebagai tamparan diri agar mencegah dari paradigma tersebut. Bagaimanapun pendidikan pada dasarnya adalah proses tranformasi pengetahuan menuju arah perbaikan, penguatan dan penyempurnaan semua potensi. Pendidikan tidak hanya berfokus pada nilai tanpa adanya moral dan pengembangan kualitas dalam diri. Bahwa substansi menempuh pendidikan bukan hanya untuk memperkaya kognisi, tanpa tujuan implementasi. Pendidikan juga tidak dibatasi oleh ruang dan gedung yang mewah ataupun terkenalnya suatu almamater. Begitu juga dengan harga sebuah pendidikan yang tidak hanya dilihat dari berapa rupiah yang diterima pasca selesainya masa pendidikan, tetapi bagaimana kebermaknaan sosial yang dapat dirasakan oleh masyarakat luas dari hasil proses menjalani pendidikan.
       Dalam menempuh pendidikan harus kita tanamkan motif awal dengan tujuan mendapatkan skill untuk implementasi pemecahan masalah masalah yang ada di masyarakat sekitar, maka segala bentuk kemorosotan dalam dunia pendidikan pun dapat dihindari. Termasuk dengan menjadikan jalur pendidikan untuk memperkaya diri dan sanak famili. Motif ini dilakukan dengan penguasaan pengendalian diri kita yang dimana akan senantiasa aktif dengan melakukan pertimbangan secara rasional dengan permasalahan yang diluar kendali diri kita, memahami juga setiap konsekuensi dari keputusan yang diambil, dan memahami bahwa kehidupan dunia yang penuh dengan kenikmatan juga hanyalah sementara. Apalagi kekayaan yang sudah kita cari bisa saja lenyap dalam sekejap.

       Berusaha dengan keras untuk mencapai sesuatu memanglah suatu kewajiban sebagai manusia. Tapi, apa yang akan kamu dapatkan nanti bukan lagi sesuatu yang bisa kamu kendalikan. Kamu hanya bisa mengendalikan pikiran dan tindakanmu, yakni dengan tidak banyak berekspektasi, tidak perlu overthinking, memaksimalkan upaya, dan menerima realita yang seharusnya. Jadi tanamkan dalam diri bahwa orientasi pendidikan ialah untuk melakukan suatu perubahan di suatu masyarakat

 

“Pendidikan itu bukan sebuah produk seperti gelar, diploma, pekerjaan, atau uang yang dihasilkan; pendidikan itu suatu proses yang tak akan pernah berakhir."

Mendamaikan Kebahagiaan di Satu Sisi

 Kita tahu bahwasanya kebahagiaan itu merupakan dambaan semua orang, mungkin bisa dibilang tidak ada orang yang ingin hidupnya sengsara. Bahagia yang kita tahu itu pasti erat kaitannya dengan harta kekayaan, jabatan tinggi dan kemewahan yang tidak tahu juga batas atas nya sampai mana.

Kalau scroll social media yang hampir seharian itu, suatu kebahagian bukan ?

Ada beberapa hal yang masih dalam kendali kita dan ada pula banyak hal yang diluar kendali kita, hati kita bisa tentram ketika kita bisa menerima apa yang ditakdirkan pada diri kita tanpa melihat banyak sisi negatif nya bahkan bisa membangun hal baik dari apa yang menimpa kita.

Apa yang terjadi ketika kita mengalami hal serupa yang dialami oleh Zeno, seorang filsuf yang pada 300 tahun sebelum masehi mengalami musibah yang besar ? kapalnya karam, seluruh harta dan barang bawaannya habis dimakan lautan.

Iya betul, kita pasti merasakan sedih, marah, putus asa atau mungkin ingin mengakhiri hidup. Namun tidak demikian dengan yang dilakukan oleh Zeno, ia justru membuka jendela baru dari kejadian itu.

Hal yang serupa juga dengan kita yang hanya bisa mengendalikan apa yang ada di dalam diri kita, hanya bisa fokus melakukan hal hal baik yang ada di kendali diri kita. Jika melihat dari teori, kekayaan itu adalah hal diluar kendali diri dan hanya bisa diubah dengan segala sesuatu dari pikiran kita dan tindakan kita sendiri.

Lantas bagaimana aktivitas kerja saat ini yang masih banyak menggunakan model 9 to 5 ? di satu sisi kita berbahagia dan berbangga dengan apa yang kita miliki. Kita dilihat orang sebagai orang yang memiliki pekerjaan, kesibukan dan penghasilan. Namun di sisi lain kita merasakan kondisi internal yang tidak semua orang tahu. Lelah, stress, tekanan kerjaan yang mana itu semua menjadi makanan sehari hari sebagai pekerja kantoran.

Jadi udah tau kan, kalau pak boss tuh emang susah ditebak dan susah dikendaliin sama diri kita

Kembali kepada pribadi masing masing yang mengambil  jalan pikiran dan jalan langkah untuk membuat semua kegiatan menjadi lebih bermakna hingga tidak menjadi beban. Buat progress setiap harinya meskipun hanya langkah kecil yang mungkin belum berasa di hari esok namun bisa sangat berperan di kemudian hari.

Memulai suatu hal baik mungkin akan sedikit sulit jika tidak dibarengi dengan niat dan paksaan, namun jangan menganggap melakukan hal baik tidak bisa dilakukan karena sulit. Mulailah dari diri kita agar bisa menularkan virus positif untuk orang sekitar, untuk hidup dalam circle yang tidak salah dan sejalan dalam tujuan hidup.

 

 

“People have suffered more often in imagination, than in reality”

Kesehatan Mental Di Lingkungan Tempat Kerja?

 Kesehatan mental di lingkungan tempat kerja?

Mungkin beban kerja yang banyak sangat mempengaruhi kinerja kita atau pun seseorang dari segi fisik maupun mental.... kenapa begitu beban kerja yang berat dan di sertai rekan kerja yang toxic juga menjadikan kita sangat lelah dan hati cemas. Alias "down"

Akan tetapi apabila hal tersebut terus menerus terjadi apa yang akan terjadi yaa...ya itu menjadikan kita depresi dan ganguan hati cemas menjadikan kita kurang produktif dalam bekerja dan tidak fokus unutuk menyelesaikannya.

Perasan stres berlebihan juga akan menjadikan kita memiliki sikap negatif dan menjadikan kita seseorang yang kurang produktivitas dalam kegiatan apapun ataupun pekerjaan apapun dan sulitnya konsentrasi.

Menjaga mental pun, di butuhkan oleh diri kita maupun orang lain karena kesehatan mental benar adanya, seseorang pun harus tau bagimana cara menjaga kesehtan mental di tempat kerja dan seharusnya perusahaan ataupun organisasi lebih bijak dan memperhatikan kesehatan mental Karyawannya lagi...

Nah dan berikut cara atau tips yang bisa saya bagikan pada rekan sekalian untuk kesehatan mental di tenpat kerja..

1.menjaga keseimbangan pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Tidak mengikut mencampuradukan urusan kedunya karena denga menyatukan keduanya kan membuat kita kacau dalam berpikir dan membuat kita semakin stress untuk berpikir.

2. Fokus terhadap hal postif.
Cobalah untuk fokus terhadap tujuan positif dan pastikan orang - orang di sekitar kita bener - bener mendukung kita dalam segi apapun.

3. Cobalah mengelola stres
Stres banyak sangatlah rumit tapi setidaknya kita bisa mengaturnya sedikit demi sedikit dengan berolahraga dan berinteraksi dengan kawan" dekat kita dan melakukan hal hal yang kita sukai




BACA JUGA :

 

 

BIKIN NAMA MANDARIN UNTUK MEMBAWA KEMUJURAN

 

Bagi Saudara - saudara yang membutuhkan nama Mandarin atau Nama Chinese, Boleh contact Master Zhang Jie dengan no wa +6285668218686
BIKIN NAMA MANDARIN UNTUK MEMBAWA KEMUJURAN

Pemandangan Keluh Kesah Kerja yang Akan Menginspirasimu untuk Lebih Bersyukur

 8 Pemandangan Keluh Kesah Kerja yang Akan Menginspirasimu untuk Lebih Bersyukur

Dalam pekerjaan, adakalanya kita mendapati hal-hal yang membuat kita kesal. Namun dunia kerja memang begitu, kita harus belajar menerima segala tantangan dan resiko yang ada dalam pekerjaan. Dengan begitu kita dapat menjadi individu yang tahan banting dan memiliki professionalitas yang tinggi. Apapun kendalanya, apapun alasannya kita tak lagi khawatir dan mulai terus maju menghadapi terpaan masalah yang datang.

Terkadang kita juga tidak bisa mengikuti passion dalam bekerja. Jika kita mengikuti passion maka sampai kapanpun kita tak akan dapat pekerjaan. Hal inilah yang membuat banyak orang melakukan apa saja yang penting dapat uang. Selama kerjaan itu halal maka mengapa tidak melakukannya sekalipun itu bukan passion kita.

Pada kompilasi berikut, kita akan mengamati bagaimana resiko kerjaan yang dialami dari tiap-tiap profesi, penasaran bagaimana pemandangannya, mari kita amati pada thread berikut!

Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote:


Quote: